Jumat, 05 Juni 2015

TEKNIK RADIOGRAFI OS HUMERUS


PROYEKSI AP


Posisi pasien :
Pasien supine di atas meja pemeriksaan
Posisi objek :
Os humerus dan ossa antebrachi diatur lurus di atas meja pemeriksaan. Dengan sedikit abduksi, os humerus diletakkan di atas kaset dalam kedaan true AP. Artuculatio cubiti dan articulatio humeri masuk dalam hasil gambar.
Pengarturan sinar :
 FFD : 90 cm,
 CR : tegak lurus bidang film,
 CP : pertengahan os humerus





PROYEKSI LATERAL  




Posisi pasien : 
Pasien supine di atas meja pemeriksaan
Posisi objek : 
Os humerus dan ossa antebrachi supine di atas kaset. Kemudian os humerus endorotasi sehingga palmar menghadap pada sisi media. Articulatio cubiti dan articulatio humeri masuk pada 
hasil gambar
Pengaturan sinar :
FFD : 90 cm, 
CR : tegak lurus bidang film, 
CP : pertengahan os humerus




PROYEKSI LATERAL DECUBITUS

Posisi pasien :
Tidur miring  (lateral), dgn tepi yg tidak difoto dekat meja pemeriksaan
Posisi objek :
Os humerus lurus di samping tubuh, articulatio cubiti full fleksio, ossa maus prone didepan articulatio humeri dari tepi yg difoto. Kaset horizontal diletakkan di antara os humerus dan tubuh dengan salah satu tepinya sejauh mungkin masuk ke dalam pangkal os  humerus diatur memanjang  pada garis tengah film , dgn articulatio cubiti termasuk kedalamnya, ossa antebrachi prone diatas kaset 
Pengaturan sinar : 
FFD : 90 cm, 
CR : tegak lurus bidang film, 
CP : pertengahan os humerus

PROYEKSI TRANSTHORACIC
Posisi pasien : 
Erect, tepi yang akan difoto menyamping kaset, manus yg tidak difoto diletakkan diatas cranium
Posisi objek : 
Os humerus yg akan difoto menempel pada garis tengah kaset, lurus di samping tubuh dgn:
•    os humerus dan ossa atebrachi lurus, bagian ventral menghadap ke anterior.
•    Os humerus lurus disamping tubuh, articulatio cubiti fleksio, ossa antebrachi menyilang di depan thorax, ventral ossa manus menempel pada pangkal cervical
Pengaturan sinar : 
FFD : 90 cm, 
CR : tegak lurus bidang film, 
CP : Ujung proximal sepertiga tengah Os Humerus




SUMBER:http://irianisinta.blogspot.com/2012/05/teknik-pemeriksaan-os-humerus.html

TEKNIK RADIOGRAFI OSSA ANTEBRACHII

Proyeksi Pemeriksaan Antebrachii ada 2 yaitu :
  1. AP
  2. LATERAL
Untuk proyeksi pemeriksaan Antebrachii yang biasa dilakukan di rumah sakit yaitu posisi AP dan Lateral.

Proyeksi Pemeriksaan AP
  • PP (Posisi Pasien) = Pasien duduk menyamping di meja pemeriksaan dengan posisi tangan bagian atas diletakkan ke kaset
  • PO (Posisi Objek) = Lengan bawah diletakkan supine, dan memanjang di atas kaet, sehingga pergelangan tangan dan sendi siku termasuk di atas kaset.
  • Ukuran kaset = 18x24 untuk anak-anak dan 24x30 untuk dua gambaran dengan posisi kaset vertikal
  • CP = Pada pertengahan mid (Medial) Ossa Antebrachii
  • CR = Tegak Lurus Vertikal
  • FFD = 90-100cm
  • Marker R/L
  • Batas atas yaitu 1/3 Distal Oss Humerus dan Batas bawah 1/3 Proksimal Carpal.

Kriteria Gambaran = Pada posisi ini kedua sendi antara wrist joint dan elbow joint harus terlihat dalam gambaran lalu tulang radius dan ulna juga 1/3 oss carpal.


Kriteria Evaluasi :
  • Tulang Radius dan Ulna tidak superposisi.

Proyeksi Pemeriksaan LATERAL
  • PP (Posisi Pasien) = Pasien duduk menyamping meja pemeriksaan.
  • PO (posisi Objek) = Elbow joint difleksikan membentuk sudut 90 derajat pada meja pemeriksaan lengan bawah diletakkan posisi lateral di atas kaset dengan tepi ulnaris menempel pada kaset.
  • Ukuran kaset = 18x24 untuk anak-anak dan 24x30 untuk dua gambaran dengan posisi kaset vertikal
  • CP = Pada mid (medial) pertengahan ossa Antebrachii
  • CR = Tegak Lurus Vertikal
  • FFD = 90-100 cm
  • Marker = R/L
  • Batas Atas yaitu 1/3 Dital Humerus dan batas bawahnyah 1/3 Proksimal Oss Carpal
Kriteria gambaran = Pada posisi ini Kedua sendi seperti Wrist joint dan Elbow joint harus masuk pada gambaran juga carpal.


Kriteria evaluasi = 
  • Superposisinya tulang radius dan ulna pada bagian distal
  • Superposisinya caput radial di atas processus koronoideus
  • Epicondilus humerus superposisi.




TEKNIK RADIOGRAFI OSSA MANUS

Proyeksi pemeriksaan ossa manus yaitu :
  1. PA (PosTerior anterior)
  2. Obliq 
  3. Lateral
  4. AP Perbandingan
  5. AP 
Untuk Pemeriksaan di lapangan yang sering dipakai yaitu PA dan Obliq.Untuk klinis pasien di lapangan biasanya Fraktur (Patah tulang), Trauma, Fisura, Dislokasi Sendi, Ruptur, Artheritis, Osteoma dan Corpus alienum (Benda Asing).

Proyeksi pemeriksaan PA (Dorso Plantar)
  • PP (Posisi Pasien) : Pasien duduk di samping meja pemeriksaan dengan lengan di fleksikan, atur ketinggian sehingga lengan pasien  nyaman di atas meja pemeriksaan
  • PO(Posisi Objek) : Istirahatkan lengan (Antebrachi) pada meja pemeriksaan dan tempatkan manus dengan telapak tangan pasien menempel pada kaset. Letakan MCP (Metacarpo phalangeal) joint di tengah-tengah kaset. Rentangkan tangan pasien yang akan diperiksa. Usahakan tangan pasien relaks agar tidak terjadinya rotasi, jangan lupa kenakan Apron pada pasien untuk melindungi organ-organ fital dan usahakan pasien menoleh ke sisi yang tidak terkena sinar x
  • Ukuran kaset = 18x24 cm atau 24x30 cm melintang untuk 2 gambaran.
  • CR (Central Ray) = Tegak lurus Vertikal.
  • FFD = 90-100 cm
  • CP (Central Point) = di MCP (Metacarpo phalangeal Joint) digiti 3
  • Marker = R/L
  • Batas Atas Batas Bawah kolimasi = Batas atasnya dari phalang sampai 1/3 oss distal radius, ulna untuk batas bawahnya.
  • Tampilan Struktur : Phalang 1-5, Metacarpal, Carpal (Schapoid, Lunatum, Triquetrum, Phisiform, Trapezium,Trapezoid, Capitatum, Hamatum dan Oss Distal Radius dan Ulna.
  • Kriteria Radigraf : MCP dan Interphalangeal joint membuka menandakan manus diletakkan rata pada kaset.

Proyeksi Pemeriksaan PA Obliq Projektion

  1. PP = Pasien duduk di samping meja pemeriksaan dengan lengan difleksikan.
  2. PO = Atur tangan pasien Obliq membentuk suatu penjuru kira-kira 45 derajat seperti sedang menggenggam kertas.
  3. Ukuran Kaset = 18x24 cm atau 24x30 untuk 2 gambaran.
  4. CP = MCP (Metacarpo phalangeal joint digiti 3
  5. CR = Tegak lurus Vertikal
  6. FFD = 90-100 cm
  7. Marker = R/L
  8. Batas Atas dan Batas Bawah = Dari Phalang sampai 1/3 Distal oss radius dan ulna.
Kriteria Evaluasi : Sedikit Overlap antara metakarpal tiga dan empat serta empat dan lima.Interphalangeal joint dan MCP joint terbuka dan tidak superposisinya antara tulang Trapezium dengan Trapezoid.

Proyeksi Pemeriksaan Lateral (Medio lateral dan Latero Medial)
  • Untuk Proyeksi ini gunakan kaset 18x24 membujur atau 24x30 melintang untuk dua gambaran.



  • PP = Posisikan Pasien duduk menyamping meja pemeriksaan dengan antebrachi menempel pada meja pemeriksaan dengan aspek Ulnaris menempel pada kaset sementara pada Latero medial aspek Radius menempel pada kaset
  • PO = Ekstensikan digit pasien dan atur digit pertama di sudut kanan palmar. Atur phalang (digit) 2-5 Superposisi.
  • FFD = 100cm
  • CR = Vertikal tegak lurus pada kaset pada MCP joint digiti 5 dan 2.

Kriteria Evaluasi : Phalang 2-5 Superposisi kecuali ibu jari, superposisi metacarpal, superposisi oss radius dan ulna.

Proyeksi Pemeriksaan AP Perbandingan (Metode Noogaard)

  • PP =Pasien duduk di ujung meja pemeriksaan, dengan kedua tangan diposisikan setengah supine untuk perbandingan.
  • PO = Tempatkan kedua telapak tangan bersama-sama tempatkan 2 spons kira-kira 45 derajat terhadap aspek superior dari masing-masing tangan, Ekstensikan jari-jari pasien dan sedikit abduksikan ibu jari pasien untuk menghindari superposisi. jari-jari seolah-olah sedang menggenggam  seperti akan menangkap bola.
  • FFD = 100 cm
  • CR = Tegak lurus Vertikal
  • CP = Tegak lurus pada pertengahan kaset atau pada titik tengah antara kedua tangan selevel MCP joint.


Kriteria Evaluasi = caput Metakarpal bebas dari superposisi, dan tampak kedua tangan dari daerah karpal ke ujung digit.

Teknik Radiografi Ossa Cruris

Anatomi ossa cruris 
1. Ossa cruris disebut tungkai bawah
2. Di dalam tungkai bawah terdapat 2 tulang yaitu os tibia(tulang kering) dan os fibula.

Posisi Basic 
1. Posisi AP 
  • posisi pasien : pasien dalam keadaan supine atau duduk di atas meja pemeriksaan
  • posisi objek : ossa cruris yang akan difoto diatur AP dengan melihat malleolus lateralis dan malleolus medialis berjarak sama terhadap kaset. Atur tubuh pasien sehingga pelvis tidak rotasi.
  • ffd : 90 cm
  • cr : tegak lurus bidang film
  • cp : pertengahan ossa cruris, batas atas knee joint dan batas bawah ankle joint.
  • ukuran kaset : 30*40 cm atau 35*43 cm memanjang dibagi dua (proyeksi AP dan proyeksi lateral).
2. Posisi lateral
  • posisi pasien : pasen dalam keadaan supine/duduk diatas meja pemeriksaan.
  • posisi objek : pasien diposisikan supine di atas meja pemeriksaan lalu perlahan posisikan tubuh pasien pada posisi lateral atau sedikit oblique dengan kaki yang tidak diperiksa melangkahi kaki yang diperiksa, dengan tujuan untuk mendapatkan os cruris yang true lateral dan kenyamanan pasien. Ossa cruris yang akan difoto di atur true lateral dengan bagian lateralis menempel pada kaset. Kedua sendi tercangkup dalam satu film(knee joint dan ankle joint). Untuk tambahan, gunakan spon atau sandbag agar mencegah pergerakan pada objek.
  • ffd : 90 cm
  • cr : tegak luruus bidang film.
  • cp : pertengahan ossa cruris, batas atas knee joint dan batas bawah ankle joint.
  • ukuran kaset : 30*40 atau 35*43 cm memanjang di bagi dua yaitu proyeksi AP dan proyeksi lateral. 

sumber : http://data-radiologi.blogspot.com/2012/05/ossa-cruris.html

TEKNIK RADIOGRAFI OS CRANIUM

AP

Tujuan : mendapatkan radiografi dari
1.Bagian Posterior Os Cranium
2.Sinus Maxillaris , Sinus Frontalis , Sinus Ethmoidalis
3.Os Temporal
4.Kedua Piramid Petrosum


PP  :  Pasien Supine atau Erect Ap . Pusatkan MSP tubuh ditengah Garis meja , tempatkan kedua lengan pada posisi yang nyaman dan atur bahu sama tinggi pada bidang transversal.

PO : Kepala diatur sehingga MSP tegak lurus bidang film , kepala fleksio dan tempatkan OML tegak lurus bidang Film

CR : tegal lurus Pada film

CP : Pada Glabella

FFD : 90-100 cm


LATERAL

Tujuan : Mendapatkan bagian Lateral dari Os cranium , Sella Turcica


PP : Pasien Prone atau Erect lateral . kepala dputar posisi lateral dan letakkan kedua lengan dengan Posisi Nyaman

PO : Letakkan Selevel Sella turcica ditengah-tengah kaset . Letak Sella turcica adalah 2 cm ke atas dan 2 cm ke depan dari MAE ( Meatus Acusticus Externus ). MSP sejajar dengan Film . kepala diatur sehingga IOML sejajar dengan Film . kemudian IPL tegak lurus dengan Film

CR : tegak lurus pada Film


CP : selevel sella turcica 

TEKNIK RADIOGRAFI THORAX

Thorax PA (Postero-Anterior)

PP : Pasien Erect PA dengan TH menempel pada kaset/stand Chest.

PO : Tempatkan MSP Tubuh ditengah kaset, dagu diletakkan pada tepi atas kaset (posisi mendongak).Letakkan kedua Punggung tangan diatas crista illiaka dan rotasikan elbow ke anterior hingga shoulder menyentuh kaset dan scapula tertarik ke arah lateral.(agar scapula tidak superposisi dgn Paru). Upayakan agar Objek simetris terhadap kaset,Upayakan agar Pasien full inspirasi (agar gambaran Paru bisa lebih kontras).


CP : Tegak Lurus Film
CR : Selevel Axilla
FFD : 100-150 cm

Kriteria :

Tampak Gambaran Trachea,Lungs,arcus   aorta dan jantung

Scapula tidak menutupi gambaran paru

Kedua sinus costoprenikus tidak terpotong

Kedua paru simetris dilihat dari jarak costal margin ke collumna vertebra dan jarak acromioclavicular joint simetris

FE : disesuaikan dengan tebal Objek


                                                              Thorax AP

Pada pemotretan AP arah sinar Antero Posterior.

Tahap pemotretan thorax AP sama dengan PA kecuali pada Posisi Pasien (PP : Supine/erect AP/semi erect AP).

Posisi AP hanya dilakukan jika pasien tidak memungkinkan untuk PA.


Kriteria Foto Thorax yang baik
  1. Tampak seluruh lapangan paru
  2. Batas atas Apex paru tidak terpotong
  3. Batas bawah kedua sinus prenico costalis tidak terpotong
  4. Kedua Sterno Clavicular Joint tampak simetris kanan dan kiri
  5. Lapangan Paru (Pulmo) terbebas dari gambaran Os.Scapula
  6. Full Inspirasi  ditandai dengan terlihatnya costa 9-10 posterior
  7. FE cukup ditandai dengan terlihatnya CV 1-4 samar-samar
  8. TampakCarina (percabangan Bronkus) setinggi CV Thoracal 3 atau 4
  9. Tampak gambaran Vaskularisasi Paru (Aorta)
  10. Tampak gambaran Jantung dan diafragma kanan lebih tinggi dibandingkan diafragma kiri.

Thorax Lateral

1.TH.Lat Kiri u/memperlihatkan gbran jantung dan paru2 kiri

2.TH.Lat Kanan u/ memperlihatkan paru2 kanan

3.Ukuran kaset :
-35x43 cm (14x17 inci)
-35x35 cm (14x14 inci)
-24x30 cm (10x12 inci) u/anak-anak

PP : Pasien Erect True Lateral, bagian yang akan diperiksa menepel kaset (biasanya Lat.Kiri). Batas atas 3-5 cm diatas bahu.

PO : Tempatkan MSP pasien sejajar dengan garis tengah kaset. Upayakan pasien bernapas dan ekspirasi penuh untuk memaksimalkan area paru-paru.

 CR : Tegak Lurus Film

 CP : 5 cm kearah anterior menuju mid axillary line pada Vertebra Thoracal VII.

  Kriteria :
  Apex Paru harus terlihat
  Bag.superior  costae saling superposisi
  Sternum dalam posisi True Lat.
  Angulus costoprenicus tidak boleh terpotong.


Thorax Dekubitus Lateral

Teknik Pemeriksaan

  PP : Pasien tidur miring diatas meja pemeriksaan, dengan bantal keras di area thorax sebagai pengganjal.

  PO : sisi yang diduga terdapat cairan dekat dengan kaset. LLD untuk sisi kiri dan RLD utk sisi kanan. Posisi kaset Crosstable

  CP : Pada pertengahan thorax. Upayakan sisi yang diganjal gambarnya tidak terpotong.

  CR : Horizontal Tegak Lurus Bidang Film

  FFD : 100-120 cm

  


Lordotic

  Untuk memperlihatkan Apex paru :


-— PP : Pasien Erect AP. Berikan jarak antara pasien dengan stand kaset kira2 30 cm. Instruksikan agar Pasien bersandar dengan bahu menempel pada kaset.

—-PO : atur jarak 2 inchi dari batas atas kaset  ke bahu saat posisi lordotik.

—-CP : pada pertengahan Sternum

-—CR : Horizontal Tegak Lurus

—-FFD : 180 cm (agar tak terjadi magnifikasi Jantung dan paru-paru)
  
Kriteria gbr :

—-Clavicula terlihat diatas Apex paru

—-Bagian distal Clavicula terlihat pada sternum simetris terhadap CV Cervicalis

—-Clavicula tampak horizontal dengan bagian akhir medialnya overlap dengan costa ke 1 atau ke 2

—-Costa mengalami distorsi dengan bagian anterior  dan posteriorny a saling superposisi.